Tuesday, May 5, 2020

Book of Life.... (Part 2)

I wonder what color that my book has...

Is it white like the color of a pure cloud in the sky? Is it a pastel pink or blue like the delicious cotton candy in the hands of the cutest little girl? Or maybe it's just a pure satin black like the darkest night you can ever imagine...

Whatever the color is, I believe there's always a silver lining streak on every page... A streak that connects everything that happens in our lives. A connection between one story to the other, one chapter to the next chapter, until all the separated pages become a complete book that finally can be closed simultaneously with our eyes.

Tuesday, December 10, 2013

" ... "


"....I never see you anymore
     Come out the door,
     It's like you've gone away
     We used to be best buddies
     And now we're not
     I wish you would tell me why........."

Frozen - Do You Want To Build A Snowman?


Sunday, October 27, 2013

JIWAKU TERBUKA...


Jiwaku terbuka untuk-Mu,TUHAN...
Slidiki nyatakan sgala perkara...
Singkapkan semua yang terselubung...
Agar ku layak di hadapan-Mu, TUHAN...


Wednesday, May 8, 2013



Day 3:  3 IDIOTS  a.k.a SI BOLANG


Today is our last day in PANGANDARAN.......

'sunrise' yang berhasil kami dapatkan...
Niat untuk mengejar sunrise pun kembali berkobar di hati kami, berharap di kesempatan terakhir ini alam berbaik hati sehingga akhirnya kami dapat juga menikmati keindahan matahari pangandaran. Namun ternyata memang dari awal tidak jodoh, di pagi terakhir ini pun langit kembali mendung dan sunrise tidak kami dapatkan sama sekali. Alhasil proyek mengejar matahari ini ditutup kembali dengan nge-galau ria memandangi laut yang gelap sambil curcol sana sini…

Salah satu hal baik dari perjuangan bangun pagi di pangandaran (selain menikmati sunrise tentunya…) adalah menyantap gorengan pertigaan pantai timur yang entah mengapa terasa lezat sekali. Ibu penjual gorengan ini duduk di bawah pohon besar persis di pertigaan pantai timur depan pasar tradisional setempat. Kerumunan para pelanggan yang duduk dan berdiri di sekeliling satu-satunya penjual gorengan ini, tentu akan membuat kita tidak mungkin melewatkannya. Entah karena satu-satunya atau karena gorengannya yang memang terbukti enak, membuat penjual gorengan ini tidak pernah sepi dari pembeli. Bahkan jika sedikit saja kita datang kesiangan, gorengan-gorengan lezat ini pun sudah dapat dipastikan habis tak bersisa.

Ice cream, 'teman' diakhir perjalanan
Puas sarapan pisang goreng plus tempe mendoan, kami pun memutuskan untuk berjalan mengelilingi pangandaran. Berfoto ria sambil mengenang perjalanan gila-gilaan selama 3hari 2malam sampai tiba waktunya checkout dan kembali menaiki bus Budiman menuju rutinitas hidup kami di BANDUNG.


YUP… HERE’S COME THE END… 
VACATION IS OVER AND WE MUST GO BACK TO REALITY..

Walau enggan rasanya menyudahi liburan ini, PANGANDARAN akan selalu menjadi tempat special bagi kami bertiga. Tempat dimana untuk pertama kalinya kami (dengan pede nya…. Atau dengan nekatnya…) pergi ala backpacker tanpa seorang cowo yang bisa melindungi, pertama kalinya kami nyemplung ke laut dan duduk diatas pelampung kapal sepanjang perjalanan pulang, serta pertama kalinya juga keberanian kami dikalahkan oleh sekumpulan monyet yang bertengger di pohon (pertama kalinya dan gua harap akan menjadi terakhir kalinya celana gua digantolin monyet…). Untuk Kali pertamanya juga kami duduk ngegalau ria di pinggir pantai selama dua hari berturut-turut tanpa ada satupun sunset maupun sunrise yang berhasil diabadikan, kali pertama melihat dengan mata sendiri betapa buruknya seekor penyu diperlakukan, dan kali pertama juga kami mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa dari bus Budiman (ini kali pertama juga dede naek bus Budiman loh….)

Tapi yang jelas, diantara semua suka dan duka, ini adalah pertama kalinya kami liburan tanpa beban. Bertindak gila-gilaan tanpa pikir panjang, tak ada lagi namanya schedule rencana perjalanan ataupun budget yang mengikat….

JUST HAVE FUN TOGETHER…

“This is one of my best memories that I want to keep it and share with my kids someday”


3IDIOTS a.k.a SI BOLANG PAMIT…..
SEE YOU ON NEXT VACATION….

Tuesday, May 7, 2013


Day 2:  3 IDIOTS  a.k.a SI BOLANG



Foto 'SUNRISE' yang kami dapatkan
Berencana mengabadikan moment SUNRISE di pangandaran, membuat kami memaksakan diri untuk bangun dan bergegas pergi ke pantai timur. Padahal jelas-jelas cuaca di pagi itu sedang mendung dan sedikit hujan gerimis.. Alhasil dong perjuangan kami bangun pagi pun hanya menghasilkan kegiatan ngopi dan kemal kemil di pinggir pantai sambil memandang pantai yang gelap (NO SUNRISE AT ALL…) 

Sebagai penghibur hati, kami pun memutuskan untuk menyusuri pantai sambil melihat-lihat hasil tangkapan nelayan yang baru datang melaut (salah satu keunikkan pangandaran adalah kita dapat melihat langsung barisan nelayan yang sedang bahu membahu menarik jaring dari tengah laut beserta hasil tangkapan mereka. Bahkan jika ingin, kita bisa langsung melakukan tawar menawar dengan nelayan tersebut untuk mendapatkan seafood terbaik  - FRESH FROM THE SEA - ).

Tak berapa jauh menyusuri pantai, kami justru menemukan (selain tumpukan sampah yang sangat banyak…) seekor penyu laut yang cukup besar tertangkap di jaring sekelompok nelayan…. BUT LIKE YOU WILL EXPECT FROM INDONESIAN… Bukannya mengembalikan penyu tersebut ke laut, para nelayan justru langsung menyembunyikannya agar tidak ketahuan oleh petugas. Mereka beralasan jika ketahuan petugas, maka penyu tersebut akan dilepas kembali ke laut dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan apapun….


“HELLOOOOOO THAT’S WHAT YOU SHOULD DO!!!
Penyu laut itu termasuk binatang yang dilindungi….bukan untuk dijual atau dimakan…”



Batu Layar Pangandaran
Batu Meja Pangandaran
Bermaksud kembali ke penginapan, di tengah jalan kami justru dicegat oleh seorang nelayan yang menawarkan trip keliling pangandaran dengan tarif satu kapal 75rb. Trip menggunakan kapal ini sebenarnya tidaklah terlalu isitimewa, sebab yang kita dapatkan hanyalah dibawa menggunakan kapal ke lepas pantai untuk melihat batu layar-batu meja-terumbu karang di tengah laut-serta masuk ke cagar alam bagian timur demi melihat rusa dan monyet di pagi hari… 




Namun secara tak terduga, trip yang awalnya dinilai begitu biasa ternyata menjadi sangat luar biasa ketika bapak tukang perahu menawarkan untuk nyemplung ke laut dan melihat langsung terumbu karang serta ikan-ikan…


AND YOU KNOW… 
- WITHOUT ANY CONSIDERATION - 
WE ALL SAYS YES, USE THE LIFE JACKET, AND JUMP TO THE SEA… 
CAN YOU IMAGINE THAT???
(nb: kami ini sama sekali belum pernah snorkeling apalagi diving…)


Overall… Karangnya cukup memuaskan dan ikan-ikan kecilnya not bad lah yaaaaaa…

Gambaran perahu nelayan yang kami gunakan
Setelah puas berenang-renang di laut, barulah masalah dimulai… Kami bertiga harus kembali naik ke kapal dengan cara naik ke atas kayu pelampung di samping kapal lalu meniti bamboo sepanjang 1meter… (pertama-tama coba bayangkan terlebih dahulu, kapal nelayan yang kami gunakan adalah sebuah kapal kayu dengan dua buah pelampung di kanan kiri kapal…pelampung ini dihubungkan dengan badan kapal menggunakan sebilah bamboo panjang yang melengkung…). 

Dede adalah percobaan pertama kami yang membuktikan bahwa naik dari laut sampai ke dalam perahu itu ternyata adalah sebuah perkara yang sangat sulit bahkan menghabiskan waktu lebih dari 20mnt plus keberanian yang teramat tinggi (istilah dede bukan keberanian tapi kenekatan yang teramat besar)

Melihat itu, secara otomatis gua dan mei langsung sangsi kami akan dapat naik ke atas perahu (secara badan dede itu kurus, lincah, dengan proporsi yang lebih atletis)… Melihat keragu-raguan kami itu, bapak nelayan pun lagi-lagi mengajukan ide gilanya. “Gimana kalo adek duduk di atas pelampung kanan dan kiri aja, nanti saya jalanin perahu ke pantainya pelan-pelan”. Ehmmmmmm….WHAT!!!!! duduk di luar perahu di atas sebilah pelampung yang jaraknya sekitar 1meter dari badan perahu!!! Deffinetly craziest idea and crazy people because of… WE ACCEPT THAT… Yup, Kami menerima tawaran ide itu. Toh dalam pikiran kami ide itu jauh lebih baik dibandingkan harus meniti bamboo satu meter untuk masuk ke dalam perahu…


THE FREAKY CRAZY UNFORGET
TABLE EXPERIENCE…


Untungnya perjalanan gila gua dan mei di atas pelampung perahu berjalan dengan cukup mulus, dan kami pun berhasil sampai di salah satu sudut pantai pasir putih di dalam cagar alam bagian timur pangandaran. Sayangnya karena badan yang lengket akibat air laut membuat kami tidak menghabiskan waktu lama di dalam cagar alam (Cuma sempat foto-foto sekitar 20an foto… :D )


 Setelah bebersih diri (nyemplung dulu di kolam renang hotel sebelum mandi….) dan sarapan di hotel, jalan-jalan pun menjadi tujuan kami selanjutnya. Berencana untuk tidak terlalu banyak belanja (JANJI: NO SHOPPING dan NO ‘OLEH-OLEH’….) menjadikan kami cuma berencana window shopping keluar masuk toko di pinggir jalan raya pangandaran….dan like always dong, yang namanya cewek jalan-jalan pasti ditutup dengan kantong belanjaan (tidak perduli janji yang terucap). Contohnya gua, bawa duit pas-pas an tidak menutup terbelinya satu buah rok panjang seharga 20rb dan kaos barong seharga 15rb… (abisnya murahhhhhhhhhhhh……..J )

PANTAI PASIR PUTIH
RENCANA selanjutnya adalah berkunjung dan foto-foto di pantai pasir putih yang terletak di dalam cagar alam. Berhubung judulnya juga backpacker-an dan bermodalkan pengalaman pernah masuk ke cagar alam sebelumnya, kami 3 cewe lucu ini pun nekat ke pasir putih via cagar alam (naik perahu jauh lebih mahal) tanpa ditemani pemandu (niatnya biar pengeluaran murah) dengan HTM 2.000/orang.

Untuk bisa ke pantai lewat cagar alam sebenarnya tidaklah terlalu jauh ataupun terlalu sulit. Trek menuju pantai sangatlah jelas (tidak akan tersasar), cukup mudah dilalui, dan dikelilingi pemandangan hutan yang indah. Hanya saja ada satu saja permasalahan besar yang menghadang, yaitu MONYET!!!!

Yup…cagar alam pangandaran itu dipenuhi ribuan bahkan mungkin ratusan ribu monyet yang super duper jail dan tidak takut pada manusia. Sebenarnya untuk mengatasi permasalahan monyet ini, kami sudah diajari oleh pemandu di trip pangandaran kami sebelumnya, cukup tunjukan kedua telapak tangan kami kepada para monyet dan mereka pun (katanya) tidak akan mengganggu kami. Aksi telapak tangan tersebut diperlukan untuk menunjukkan bahwa kami tidak membawa apa-apa.

Tapi sayangnya, entah mengapa dan entah bagaimana di tengah perjalanan tiba-tiba saja ada seekor monyet yang menyerbu gua dan ‘ngegantol’ di kancing samping celana pendek gua…. SUMPAH..rasanya udah pengen nangis abis….mau disingkirin gimana cara, mau didiemin juga ga mungkin….gua pun cuma bisa bertampang histeris sambil nunjuk ke arah monyet yang dengan tenangnya tetap ‘ngegantol’. Mei dan dede bukannya bantuin gua, malahan ikut terenyak, syok, dan beringsut mundur beberapa langkah. Untung aja tak berapa jauh dari sana ada seorang penjaga yang langsung berlari dan mengusir monyet tersebut.


Merasa sudah melewati kemungkinan terburuk, kami pun dengan pe-de nya kembali melanjutkan perjalanan menuju pantai pasir putih. Menyusuri muara sungai yang sedang surut, foto-foto di jembatan merah, sampai dengan datangnya kembali adegan perseturuan kami dengan monyet. Jadi tak berapa jauh dari tujuan kami, ada dua buah pohon besar yang mengawal jalan dimana cabang dari kedua pohon tersebut menyatu di atas jalan. Dan sialnya kami, pertemuan kedua cabang tersebut terpilih menjadi tempat peristirahatan ribuan monyet. Otomatis kami pun berhenti terpaku dan mulai mempertimbangkan untuk kembali pulang. Bagaimana tidak, segala scenario terburuk mulai bermunculan, mulai dari dijatuhi ribuan monyet – dikejar-kejar – atau bahkan dicakari dan barang-barang kami dicuri….. Akhirnya setelah berdebat selama 5mnt lamanya (antara ketakutan pada sebuah kerajaan monyet VS pantai pasir putih yang sudah di depan mata) kami pun memutuskan untuk mengambil jalan yang terbaik, yaitu mundur kabur secepatnya keluar cagar alam dan naek perahu langsung ke pasir putih (lebih baik bayar double dibanding harus menghadapi satu pasukan monyet)……

Berhasil sampai di pantai pasir putih dengan selamat (dengan biaya double  – > naik perahu PP 10rb/org + tiket masuk cagar alam sebelumnya 2rb/org …), membuat kami langsung bersiap memulai sesi photo shot kami… mulai dari pose gaya dengan kacamata hitam, bergaya duduk memandang lautan, sampai dengan momfoto wiasatawan lain (sudah mulai kehabisan gaya judulnya…)



Pantai pasir putih ini sebenarnya tidaklah seputih dan seindah pantai-pantai pasir putih lainnya di Indonesia, bahkan banyaknya potongan karang mati yang bertebaran di pantai maupun terbawa ombak cukup menjadikan pantai ini sedikit berbahaya. Hal tersebut dibuktikan oleh gua sendiri, entah karena cerobohnya gua atau memang karena sedang sial,  tergores kakinya oleh potongan karang tajam hingga berdarah kemana-mana. Untung saja, di sekitar situ terdapat banyak pohon yang menghasilkan buah dimana getahnya menjadi obat bagi luka-luka akibat potongan karang.

Just FOR YOUR INFO: Buah yang dimaksud ini bentuknya bulat kira-kira sebesar kelereng dan tumbuh hampir di sepanjang pesisir pantai pasir putih. Untuk menggunakannya sebagai obat, pertama-tama kita harus memotong buah terlebih dahulu untuk mendapatkan getah berwarna kuning yang terdapat di dalam buah tersebut. Getah kuning itulah yang lalu kita oleskan pada luka akibat karang tajam atau luka yang mengeluarkan darah sebagai bentuk pertolongan pertama. Begitu dioleskan, satu kata yang akan muncul adalah…PERIHHHHHHHHH!!! (berdasarkan pengalaman pribadi…rasanya makin pengen nangis, sambil guling-guling, dan langsung ngapus itu getah) namun jika kita berhasil menahan, maka kata yang muncul selanjutunya adalah…WOW!!! Karena tak berapa lama darah yang mengalir akan mulai berhenti.

Like the old local lady said:
“Alam itu baik, dimana ada racun (sesuatu yang melukai)
maka disitu pula alam akan menyediakan obatnya”


Sebagai penutup hari kedua, kami bertiga memutuskan untuk menyewa sepeda (satu sepeda tandem untuk gua dan mei -berhubung gua ga bisa naek sepeda- serta sebuah sepeda mungil untuk dede) dan pergi pesta seafood kembali untuk terakhir kalinya. Namun lagi-lagi malangnya kami, dalam perjalanan pulang kembali ke hotel, saat sedang asik-asiknya bersepeda, kami diciprati (atau istilahnya mei: DIBANJUR…) air kubangan dari atas kepala samapai kaki oleh sebuah mobil dengan plat nomor “H”. DAN ITU JELAS-JELAS SENGAJA…..KARENA SAAT SUDAH DEKAT, BUKANNYA BERJALAN PELAN, MOBIL TERSEBUT MALAH TANCAP GAS SEHINGGA AIR PUN TERCIPRAT DENGAN SUKSESNYA KE BADAN KAMI…

WHAT A DAY….!!!

Ps: jika anda ingin membawa makanan ke pantai pasir putih, harap extra hati-hati karena monyet disana sangatlah jeli dan aggressive. Contoh hidupnya adalah Dede yang kala itu membawa chiki di dalam tasnya. Sepanjang berada di pantai, dede terus diikuti oleh seekor monyet. Padahal chiki tersebut berada di dalam tas dan tidak pernah dikeluarkan oleh dede.

Noted: lagi-lagi kami melewatkan sunset dikarenakan hari yang mendung… 



Wednesday, May 1, 2013


Day 1:  3 IDIOTS  a.k.a SI BOLANG


Menurut rencana, kami diharuskan untuk stand by di terminal cicaheum bandung pada pukul setengah 6 pagi jika memang ingin pergi ke pangandaran dengan menggunakan bus BUDIMAN AC. Harus sepagi itu, dikarenakan bus ini biasa berangkat dari Terminal Cicaheum sekitar pukul 06.00 pagi dengan tarif hanya 35rb (maklum namanya juga pergi ala backpacker, jadi carinya angkutan umum murah dongggggg…. )


LUCUNYA adalah, di malam sebelum keberangkatan, kami baru menyadari bahwa ternyata suami dari pembantu di rumah Dede adalah supir bus BUDIMAN dengan tujuan PANGANDARAN. Jadi bukannya kami harus bersusah payah berbengong dan berbingung ria di terminal Cicaheum (secara 3 cewe ini belum pernah naik bus Budiman sendirian di Cicaheum) malahan bus BUDIMAN itu yang secara khusus datang menjemput kami ke rumah Dede…

Alasannya (dikutip sesuai dengan perkataan pembantu dede) "toh jalur bus ini setelah dari terminal akan melewati rumah dede juga". Jadi dengan tenangnya pak supir budiman pun berkata, “udah non, tunggu depan rumah aja nanti saya jemput…” (padahal sejak kapan bus BUDIMAN menyediakan jasa antar-jemput….Wakakakak…). Dan benar saja dong, tepat pukul setengah 9 kami dijemput persis di depan rumah dede dan mendapatkan servis istimewa yaitu 3 bangku di barisan paling depan (disediakan khusus oleh supirnya dengan tulisan DIPESAN di atas kertas…padahal aturan bus Budiman adalah tidak ada nomor bangku, jadi kita kalau mau dapat bangku enak harus nge-take dari pagi-pagi buta).

So kebayang dong waktu kami naik, semua mata memandang dan bertanya-tanya, 

“siapakah 3 cewe ini sampai bisa dapat perlakuan istimewa…..???”


JUST FOR YOUR INFO….Bus Budiman ini tidak dapat masuk ke dalam wilayah pangandaran, sehingga untuk masuk ke dalam kita harus menggunakan becak ataupun berjalan kaki…Sebelum ke terminal, bus Budiman biasanya akan berhenti terlebih dahulu persis di depan gerbang masuk wilayah pangandaran. Namun saran saya untuk para backpacker lainnya, sebaiknya tetap menunggu dengan sabar sampai bus sampai di terminal… Dikarenakan harga becak di depan gerbang akan lebih mahal jika dibandingkan kita menyewa (dengan proses tawar menawar) di terminal… Dan seperti biasa, harga becak untuk orang lokal dengan harga becak untuk ORANG BULE IS COMPLETELY DIFFERENT… Soooooooo kalau elo punya temen bule yang lagi berniat nawar harga becak di PANGANDARAN, gua sarankan untuk jangan coba-coba menawar… Mendingan elo yang tawar (bulenya nyumput) dan setelah harga di sepakati baru deh si bule-nya nongol buat naek… J

Untuk perjalanan dari terminal sampai dengan penginapan kami di pantai barat, kami memilih untuk naik becak yang di bandrol seharga 15rb (setelah proses menawar yang alot dibarengi dengan aksi pura-pura pergi… :P ). Maklum lah ya….namanya juga backpackeran ala cewe…ada becak murah ngapain nyapein diri jalan kaki…. :D


Penginapan kami terletak persis di depan pantai barat (pantai yang dapat dipakai main air), dimana satu kamarnya kami dapatkan hanya seharga 200rb/malam. Kamarnya sendiri cukup luas dengan dua buah tempat tidur (QUENN SIZE), AC yang dingin banget, Jaringan TV Kabel (penting banget karena pada saat itu adalah saat Piala Dunia 2010), dan breakfast untuk dua orang…. Kondisi hotelnya yang sangat bersih dan dilengkapi sebuah kolam renang, menjadikan hotel ini sangat RECOMMENDED !!! (terutama karena pemiliknya yang begitu baik hati….setiap paginya dia memberikan kami breakfast untuk 3org…padahal harusnya hanya 2org… J ).



Merasa tak mau rugi dan semangat liburan yang masih menyala di ubun-ubun, membuat kami tanpa mengenal istirahat langsung berkelana mencari makan siang yang sudah sangat telat (seperti biasa dan sudah diketahui oleh semua wisatawan yang hobi ke pangandaran, MENCARI MAKAN SIANG DI PANGANDARAN ADALAH HAL YANG SULIT KARENA PILIHAN YANG SANGAT TERBATAS). Setelah perut keganjel dikit oleh mie baso depan hotel laut biru (satu-satunya pilihan yang di recommend banyak orang), kami pun langsung mengacirkan diri ke pantai barat demi bermain air dan mengejar sunset….


Namun jeng jeng...bukannya pantai ramai yang kami temukan tapi malahan PANTAI SEPI NAN KOSONG MELOMPONG. Total pengunjung pun hanyalah kami bertiga dan satu keluarga muda dengan 2anak balita yang LUCUUUUUUUUU abis…. 


Suasana yang terkesan garing ketika kami main air (3 orang cewe yang sok-sokan teriak-teriak karena ombak di tengah pantai yang sepi dan hening) alhasil membuat kami memutuskan untuk berhenti main air dan mulai bernasis ria mengambil foto2. Namun sayangnya sore itu kami cukup tidak beruntung sebab sunset yang kami nantikan tidak kami dapatkan karena pada sore itu ternyata langit sedang dalam keadaan tertutup awan tebal…

IN THE END, kami pun pergi menutup hari pertama ini dengan pesta SEAFOOD MURAH MERIAH… J

Pantai barat pangandaran yang super duper SEPI....

Ps: saat kami akan melangkahkan kaki keluar dari pantai barat, kami malah menemukan seekor rusa jantan dengan tanduk yang super guede (*lebay abis*) lagi mengorek sampah untuk mencari makanan. Ternyata rusa itu adalah rusa yang kabur dari penangkaran rusa di cagar alam pangandaran. Rasa kasihan pun muncul di hati kami, namun perasaan kasihan itu tertutupi oleh rasa takut yang muncul ketika kami menyadari rusa tersebut menghalangi jalan keluar kami dari pantai…. Upsssss.... X0...





What We Recommend:

Hotel Kembar Mas II
JL Pantai Barat no.43 RT003/01, PANGANDARAN
(0265) 630618 - (0265) 630663


Tuesday, April 30, 2013

UNFORGETTABLE MOMENTS...(3IDIOTS a.k.a SI BOLANG)


3 IDIOTS  a.k.a SI BOLANG


Untuk pertama kalinya di blog ini gua akan coba menceritakan kembali mengenai pengalaman gila-gilaan gua dan kedua teman gua bacpackeran ke pangandaran pada juni 2010. Kenapa harus gua ceritakan kembali? Mungkin hal tersebut penting sebab perjalanan itu bagi gua adalah sebuah perjalanan yang penuh dengan moment yang ga pengen gua lupakan, moment-moment gila 3 cewe lucu namun kepedean yang untuk pertama kalinya pergi backpackeran.

Berhubung ceritanya gua buat sangat detail (maklum judulnya juga *orang yang tidak ingin ketinggalan moment apapun untuk dikenang*) jadi petualangan 3IDIOTS ini gua bagi ke dalam beberapa segmen. Yang pertama tentu saja adalah….INTROOOOOOO… J

PANGANDARAN…merupakan sebuah tujuan wisata di pesisir selatan JAWA BARAT…letaknya yang begitu berdekatan dengan kota CIAMIS dan TASIK, menjadikan tempat wisata ini begitu sering dikunjungi..dikelilingi oleh bibir pantai untuk tempat bermain dan berjemur, aneka toko souvenir dan kerajinan tangan, serta deretan warung seafood yang menggugah selera menjadikan pangandaran tak pernah sepi dari para pelancong…



Tapi sebelum kita beranjak lebih lanjut, mungkin perlu gua ingatkan bahwa janganlah mulai menyandingkan pangandaran dengan RAJA AMPAT yang INDAH atau bahkan BALI yang FULL SERVICE…PANGANDARAN tidak memiliki jejeran pantai yang indah  (bahkan kalau boleh kita garis bawahi..pantai-pantai di PANGANDARAN telah sedemikian rusak dan kotor…belum lagi jika musim liburan tiba, janganlah berharap melihat hamparan pasir pantai nan indah..sebab yang justru akan terlihat adalah lautan manusia yang saling tumpang tindih…), kekayaan bawah laut yang mengagumkan (karang-karang bawah laut PANGANDARAN telah lama rusak dan mati), ataupun suasana liburan yang segala ada (PANGANDARAN bukanlah sebuah resort ataupun kota dengan gemerlap kehidupan malam ala BALI…). 

PANGANDARAN DOESN'T HAVE IT ALL

Namun pangandaran memiliki hal lain yang dapat ditawarkan kepada para pelancong, yaitu pantai yang dekat dengan kota (sehingga tidak terpencil ataupun sulit dijangkau), barisan toko-toko souvenir kerajinan tangan yang super duper murah meriah, sampai dengan deretan warung seafood yang lezat namun sangat terjangkau…

"PANGANDARAN adalah sebuah kota kecil yang seluruh masyarakatnya hidup dari pariwisata namun tidak mendewakan pariwisata itu sendiri…"

Dan mungkin TRIP ke PANGANDARAN adalah hal yang begitu biasa…tapi TRIP BACKPACKER 3 CEWE YANG BELUM PERNAH PERGI SENDIRI bagiku itu LUAR BIASA…

And the story is begin….

Rencana awal kami sebenarnya adalah pergi backpacker-an ke pangandaran beramai-ramai (total peserta bejumlah 15 orang), namun apa daya satu per satu akhirnya mengundurkan diri dengan berbagai alasan. Dan Trip ala backpacker ini pun terusulkan untuk dibatalkan…..

Tapi ternyata TUHAN berkehendak lain, dengan begitu keras kepalanya dan begitu masa bodohnya pada segala larangan dan cerita-cerita menakutkan, tiga orang cewe lucu dan kepedean ini (Gua, Mei, dan Dede) memutuskan untuk tetap berangkat liburan dan tetap berangkat ALA BACKPACKER…